Praktikum Sederhana Untuk SMA (Part 2)

0

2. Kesadahan : Masalah Pembuihan

Tujuan Percobaan : Untuk menguji ketidakmurnian air

Bahan :

  • 50 ml air murni
  • 1/4 sendok teh garam inggris
  • cairan pencuci piring

Alat :

  • stoples kecil dengan tutup
  • sendok
  • penggaris
  • pipet tetes mata

Langkah Kerja :

  • Siapkan sampel 1 (air murni), dan sampel 2 (air sadah dengan mencampurkan air murni dan garam inggris) masing-masing masukkan dalam stoples kecil.
  • Kemudian aduk rata dengan pipet, tanbahkan satu tetes cairan pencuci piring.
  • Tutup stoples tersebut
  • Kocok stoples kuat-kuat selama 30 detik
  • Biarkan selama 15 detik
  • Ukur ketinggian busa diatas permukaan air
  • Amati dan ganbarkan penampakan busa

Dalam air sadah sabun sukar berbuih, oleh karena itu pada air murni yang tidak diberi garam inggris busa yang terbentuk lebih banyak dibandingkan dengan air murni yang diberi garam inggris.

Selamat mencoba di rumah (^.^)

 

Praktikum Sederhana Untuk SMA (Part 1)

0

Selama ini guru-guru jarang sekali melakukan praktikum kimia saat pembelajaran dengan alasan terbatasnya peralatan, padahal itu bukan alasan yang seharusnya diberikan oleh seorang pendidik.  Pendidik harus dapat memanfaatkan barang-barang yang ada dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi pengajar di daerah terpencil. Berikut ini saya akan memberikan beberapa percobaan yang dapat dilakukan menggunakan alat-alat yang mudah dijumpai.

1. Kandungan Vitamin C : Analisis Makanan Dengan Titrasi

Tujuan percobaan :

  • Menentukan jumlah iodin yang diperlukan untuk bereaksi dengan larutan vitamin C standar.
  • Menentukan kandungan vitamin C dalam sampel X

Bahan :

  • 1000 mg vit C
  • Air suling
  • Larutan tepung kanji
  • Iodin 0,01 M

Alat :

  • Stoples ukuran 100 mL
  • 4 stoples kecil atau bekas gelas air mineral
  • Spidol
  • Isolasi label
  • Kertas putih
  • Pipet tetes

Langkah kerja :

  1. Siapkan larutan vit C dengan cara :
  • Ambil 3,5 mL vitamin C
  • Tuang dalam stoples ukuran 100 mL
  • Tambahkan air suling hingga 100 mL
  • Aduk sampai bercampur
  1. Ambil 10 mL larutan standar vitamin C tersebut dan tuangkan ke dalam empat stoples kecil.
  2. Dengan spidol, tulis A, B, C, dan D pada isolasi kertas dan tempelkan pada setiap stoples.
  3. tambahkan 5 tetes larutan tepung kanji ke dalam setiap toples.
  4. letakkan stoples A di atas selembar kertas putih.
  5. Isi pipet dengan iodin. Teteskan iodin pelan-pelan ke dalam stoples A, dan hitung jumlah tetesannya. Goyangkan stoples setiap selesai meneteskan iodin sebanyak lima tetes. Tambahkan terus iodin ke dalam stoples sampai isi berwarna biru-hitam.
  6. Catat jumlah tetesan iodin yang diperlukan untuk membuat isi stoples berwarna biru-hitam.
  7. Ulangi cara kerja di atas pada stoples B, C, dan D.
  8. Jumlah tetesan iodin yang diperoleh pada stoples A, B, C, dan D di rata-rata. Hasil rata-rata inilah yang akan digunakan untuk menghitung kandungan vitamin C pada sampel.
  9. Ulangi cara kerja di atas tetapi mengganti vitamin C standar dengan sampel X. Sampel X yang digunakan dapat berupa es jeruk atau segala jenis makanan yang diperkirakan mengandung vitamin C.
  10. Cara menghitung kandungan vitamin C dalam sampel X

Mg vit C sampel X            = 10 mg vit C standar

Jumlah tetesan                               jumlah tetesan

Mg vit C sampel X            = 10 mg vit C standar

18                                                  116

Mg vit C sampel X            = 1,55 mg

Itu adalah contoh penghitungan vitamin C dimana jumlah tetesan untuk larutan vitamin C standar yang diperoleh setelah di rata-rata adalah 116 dan untuk sampel X adalah 18.

Selamat bereksperimen (^.^)

Sejarah Perkembangan Tabel Periodik Unsur

0
  1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier

Sejarah perkembangan tabel periodik di dunia dimulai ketika Antoine Lavoisier untuk pertama kalinya melakukan pengelompokkan unsur-unsur. Pada 1789, Lavoisier mengelompokan 33 unsur kimia. Unsur-unsur kimia dibagi menjadi empat kelompok yaitu gas, tanah, logam, dan non logam.

Pada saat selesai melakukan pengelompokkan tersebut, Lavoisier menemukan bahwa di dalam kelompok unsur logam dalam tabel periodik yang dibuatnya masih memiliki kelemahan yaitu ada banyak logam yang memiliki sifat yang berbeda walaupun sama-sama unsur logam.

Kemudian, Lavoisier juga melakukan pengelompokkan terhadap unsur gas di dalam tabel periodiknya menjadi kalor, cahaya, nitrogen, dan hidrogen. Walaupun Lavoisier telah berhasil membuat suatu tabel periodik namun masih banyak ditemukan kelemahan di dalam tabel periodiknya yaitu pengelompokan masih terlalu umum.

Tetapi ada juga kelebihan dari teori Lavoisier yaitu sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarkan sifat kimia sehingga dapat menjadi referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.

2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner

Selanjutnya, penelitian untuk tabel periodik ini masih terus dilakukan oleh para ilmuwan zaman dahulu. Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman akhirnya melakukan pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.

Saat itu, Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur kimia yang merupakan awal dari sistem periodik tersebut menjadi tiga unsur yang disebut triade. Di dalam triade tersebut hanya ada tiga kelompok unsur yaitu Kalsium, Stronsium, dan Barium. Sayangnya, tabel periodik milik Dobereiner ini juga masih memiliki kekurangan.  Pengelompokkan unsur yang mendekati kemiripan sifatnya ini hanya terdiri dari tiga triade, padahal selain ketiga unsur yang berada di dalam triade tersebut masih banyak unsur kimia yang lain yang memiliki kemiripan sifat.

Sehingga tabel periodik yang dibuat Dobereiner ini masih dikembangkan oleh ilmuwan lainnya karena tabel periodik ini dianggap kurang lengkap sebagai acuan unsur-unsur kimia secara menyeluruh.

Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triade padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok triade tersebut.

Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsur pertama dan ketiga.

3. Hukum Oktaf Newlands

J. Newlands adalah ilmuwan dari Inggris ia merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf.

Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.

Disebut hukum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsur ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyerupai oktaf musik.

Hukum Oktaf Newlands berlaku untuk unsur-unsur ringan.

Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya masih ditemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolongannya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar.

4. Hukum Mendeleyev

Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsur yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Dalam mengelompokkan unsur-unsur, Mendeleyev lebih menekankan pada persamaan sifat unsur dibandingkan dengan kenaikan massa atom relatifnya, sehingga terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini yang kemudian diramalkan akan diisi unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di masa depan, ramalan itu terbukti.

Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut:

  1. Penempatan unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya karena mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongannya.
  2. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga dalam tabel terdapat banyak tempat kosong.
  3. Sistem Periodik

5. Modern dari Henry G. Moseley

Pada 1913, seorang kimiawan Inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.

Ia menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relatife, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.

Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur tabel periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleyev, yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang.

Tabel periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Tabel periodik modern terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB – VIIIB).

Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftar tidak terlalu panjang.

Begitulah sejarah perkembangan dari tabel periodik unsur yang saat ini selalu kita gunakan. Cukup panjang bukan? Pengetahuan tambahan yang lain dapat diunduh dari link berikut ini :

http://www.ptable.com/

http://periodictable.com/

http://atomictimeline.net/index.php

http://www.chemguide.co.uk/atommenu.html